Pembelajaran Berpihak Pada
Peserta Didik
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik ialah pendidikan yang menuntun tumbuhnya potensi, minat, bakat serta sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik menekankan pada minat, kebutuhan, kemampuan individu, menghadirkan model dan metode belajar yang menggali motivasi untuk menjadikan pembelajar sepanjang hayat dan selalu ingin tahu terhadap informasi dan pengetahuan.
Penerapan DAP memposisikan anak sebagai pemegang peranan utama dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan yang akan dan sedang dilakukan bertujuan untuk mewadahi gagasan anak, memberikan banyak kesempatan untuk anak aktif bergerak dan bertanya, menjelajah serta mencoba. Program pembelajaran berorientasi DAP menggunakan perspektif perkembangan anak atau pengetahuan mengenai perkembangan anak. Bredekamp dan Rosegrant (dalam Ilfiandra (2011) mengemukakan bahwa DAP dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan disesuaikan dengan perkembangan anak dengan fokus agar anak mampu melakukan konstruksi pengetahuan secara mandiri.
Kegiatan belajar mampu memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung.
Kegiatan belajar mampu mencakup semua aspek perkembangan anak.
Kegiatan belajar dapat berlangsung melalui projek, pusat belajar, dan bermain yang mencerminkan minat anak.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sejuta budaya. Kondisi alam yang beraneka ragam membuat masyarakat Indonesia memiliki pengalaman yang beragam pula dalam menjalani kesehariannya. Maka, sudah semestinya pendidikan di negeri ini bisa merangkul seluruh keragaman dengan memberikan pendidikan yang adil kepada setiap. Adil pada konteks ini adalah dengan memberikan pendidikan sesuai dengan haknya melalui proses pembelajaran yang tanggap budaya.
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia dikelompokkan berdasarkan usia peserta didik. Padahal, jika kita ketahui lebih lagi pertambahan usia tak sejajar dengan perkembangan belajar. Setiap perkembangan peserta didik memiliki pendekatan yang berbeda. Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan kelas, namun disesuaikan berdasarkan kemampuan peserta didik yang sama. Setiap fase ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang harus dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan disusun mengacu pada capaian pembelajaran tersebut namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi dan kebutuhan peserta didiknya.