Mar 15, 2022
Pembelajaran Berdieferensiasi (Developmentally Appropriate Practice)
Penerapan DAP memposisikan anak sebagai pemegang peranan utama dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan yang akan dan sedang dilakukan bertujuan untuk mewadahi gagasan anak, memberikan banyak kesempatan untuk anak aktif bergerak dan bertanya, menjelajah serta mencoba. Program pembelajaran berorientasi DAP menggunakan perspektif perkembangan anak atau pengetahuan mengenai perkembangan anak. Bredekamp dan Rosegrant (dalam Ilfiandra (2011) mengemukakan bahwa DAP dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan disesuaikan dengan perkembangan anak dengan fokus agar anak mampu melakukan konstruksi pengetahuan secara mandiri.
Kegiatan belajar mampu memberikan banyak kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung.
Kegiatan belajar mampu mencakup semua aspek perkembangan anak.
Kegiatan belajar dapat berlangsung melalui projek, pusat belajar, dan bermain yang mencerminkan minat anak.
Kegiatan belajar menyajikan materi belajar bersifat konkret dan kontekstual.
Rencana pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil observasi dan pengukuran secara berkelanjutan mengenai aktivitas anak, minat, kebutuhan, dan tingkat keterlibatan.
Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan dorongan kepada anak untuk mencari tantangan baru dalam rangka mengembangkan perasaan mampu dan kendali diri. Pada pendekatan ini guru diharapkan dapat menyadari bahwa setiap pengalaman merupakan peluang belajar bagi anak dalam rangka menumbuhkan perasaan mampu dan bertanggung jawab pada anak.
Guru memfasilitasi pengembangan kendali diri dan komunikasi sosial anak yang disesuaikan dengan kemampuan bahasa dan tingkat kognisi anak.
Guru berbicara satu persatu dengan anak, memfasilitasi interaksi verbal dan menyajikan pengalaman belajar bahasa secara terstruktur.
Aktivitas di dalam dan di luar ruangan digunakan secara bervariasi dengan intensitas keterlibatan guru secara penuh.
Informasi dan gagasan dari orang tua membantu guru untuk mengenal anak dengan lebih baik.
Penggunaan tes dan asesmen untuk mengetahui kesiapan anak mengikuti program yang lebih tinggi merupakan cara yang dipakai.
Program belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak dan tidak memaksakan sistem yang dikembangkan oleh guru.
Implementasi pembelajaran DAP bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
Guru dapat memberikan tugas atau proyek yang berbeda sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Peserta didik yang lebih mahir dapat diberi tugas yang lebih kompleks, sedangkan peserta didik yang membutuhkan dukungan tambahan dapat diberi tugas yang lebih sederhana.
Guru dapat mengatur peserta didik dalam kelompok kerja berdasarkan tingkat kemampuan atau minat mereka. Kelompok ini dapat bekerja pada proyek atau tugas yang sesuai dengan tingkat keahlian masing-masing.
Guru dapat memberikan media pembelajaran yang berbeda sesuai gaya belajar masing-masing peserta didik, contoh buku bacaan, materi audio, atau video. Peserta didik dapat memilih media pembelajaran yang paling sesuai dengan cara mereka belajar.
Guru dapat memberikan pilihan tugas atau proyek yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan pemahaman mereka melalui media yang berbeda. Misalnya, peserta didik dapat memilih untuk menulis esai, membuat presentasi, atau membuat proyek visual.